Review Keseruan Game Dragon Ball: Sparking! ZERO

Dragon Ball memiliki posisi istimewa dalam industri anime, menjadi pionir dan sudah menginspirasi banyak karya lainnya. Dari manga hingga video game, karya Akira Toriyama terus melahirkan berbagai produk baru.

Bandai Namco, yang selalu serius dalam menggarap game Dragon Ball, telah menghasilkan game berkualitas tinggi seperti Xenoverse 2, FighterZ, dan Kakarot selama dekade terakhir. Namun, para penggemar masih merindukan sekuel Dragon Ball Z: Budokai Tenkaichi yang terakhir muncul di era PS2. Di tahun 2024, Bandai Namco akhirnya memenuhi keinginan tersebut dengan merilis Dragon Ball: Sparking! ZERO, sebuah sekuel yang lama dinantikan setelah 17 tahun.

Yuk simak terus ulasannya di artikel ini.

Story dan Gameplay Dragon Ball: Sparking! ZERO

Game ini mengadaptasi cerita dari beberapa arc utama anime Dragon Ball Z dan Super, namun tidak sedetail Dragon Ball Z: Kakarot. Ceritanya hanya mencakup arc-arc utama tanpa filler atau cerita sampingan. Beberapa arc yang diadaptasi terdiri dari :

  • Namek Saga
  • Android Saga
  • Cell Saga
  • Buu Saga
  • Golden Frieza Saga
  • Saiyan Saga
  • Goku Black & Zamasu Saga
  • Battle of the Universe Saga
  • God of Destruction Saga

DRAGON BALL: Sparking! ZERO

Cerita Dragon Ball yang telah sering diceritakan ulang dalam berbagai video game kembali diangkat dalam Dragon Ball: Sparking! ZERO, namun dengan tambahan menarik berupa opsi “What If?”. Fitur ini memungkinkan pemain untuk mengubah jalur cerita asli dan melihat hasil alternatif yang belum pernah dijelajahi, seperti apa yang terjadi jika Piccolo tidak membantu Goku melawan Raditz atau jika Trunks ikut bertarung di turnamen antar semesta. Hal ini menambah daya tarik baru bagi cerita yang telah dikenal luas.

Setelah hampir 17 tahun menunggu, akhirnya para penggemar mendapatkan sekuel dari Dragon Ball Z: Budokai Tenkaichi 3 dengan judul Dragon Ball: Sparking! ZERO. Game ini adalah 3D Fighting Arena yang memungkinkan pemain bertarung menggunakan karakter-karakter ikonik Dragon Ball di stage yang sangat luas. Berkat penggunaan Unreal Engine 5 dan visual yang kompleks, game ini dirilis eksklusif untuk platform generasi terbaru (next-gen) seperti PS5, Xbox Series X|S saja, dan pengguna PC.

Mode Permainan

Seperti game fighting kebanyakan, Dragon Ball: Sparking! ZERO menawarkan berbagai mode permainan, dengan dua mode utama, yaitu Pertarungan Cerita dan Kustom. Mode Pertarungan Cerita menampilkan kembali kisah ikonik dari Dragon Ball Z dan Super melalui delapan karakter utama, seperti Goku, Vegeta, Gohan, dan Frieza. Meskipun cutscene cerita tidak sekompleks game Dragon Ball Z: Kakarot, kisah-kisahnya disampaikan secara ringkas dan langsung menuju inti cerita, sangat cocok untuk penggemar berat Dragon Ball yang sudah familiar dengan alurnya.

Salah satu aspek menarik dari mode Pertarungan Cerita adalah adanya jalur alternatif yang memungkinkan pemain mendapatkan cerita yang berbeda. Misalnya, jika Goku memilih untuk melawan Raditz sendirian dan menang, ia tetap hidup hingga Vegeta dan Nappa tiba di bumi. Setelah mengalahkan Vegeta, alur ceritanya berubah, di mana Frieza datang ke Bumi, bukan ke Planet Namek. Opsi-opsi cerita alternatif ini memberikan variasi yang membuat pemain penasaran dan terus ingin bermain untuk melihat hasil-hasil yang berbeda.

Mode kedua, Pertarungan Kustom, memberi kebebasan untuk menciptakan, memainkan, dan membagikan pertarungan yang diatur sendiri dengan berbagai karakter, stage, dan item yang tersedia. Meskipun demikian, ada batasan seperti sudut pandang kamera yang terbatas dan dialog tanpa suara. Selain itu, game ini juga memiliki mode lain seperti Pertarungan Online, Offline, Turnamen, dan Latihan, termasuk fitur Local Splitscreen Multiplayer yang ditambahkan atas permintaan penggemar. Meskipun terbatas pada satu stage, Ruang Jiwa dan Waktu (Hyperbolic Time Chamber), harapannya ada penambahan stage lainnya melalui update di masa depan.

Roster Karakter

Game Dragon Ball: Sparking! ZERO melanjutkan tradisi seri Budokai Tenkaichi dengan menghadirkan lebih dari 180 karakter yang bisa dimainkan, mencakup karakter dari Dragon Ball, Dragon Ball Z, GT, Movie, dan Super hingga arc Tournament of Power. Karakter utama seperti Son Goku memiliki 19 variasi, termasuk bentuk-bentuk fusion seperti Vegito dan Gogeta, sementara Vegeta dan Gohan juga memiliki banyak variasi.

Meskipun sebagian besar karakter adalah hasil dari transformasi seperti Super Saiyan, jumlahnya yang melimpah menjadikan game ini salah satu yang memiliki karakter terbanyak dalam sejarah game Dragon Ball.

Namun, meskipun jumlah karakternya hampir mencapai 200, ada beberapa karakter yang absen dibandingkan game Budokai Tenkaichi sebelumnya, seperti Super 17, King Piccolo, Pikkon, dan lainnya. Walau begitu, game ini menghadirkan kejutan dengan menampilkan Goku (Mini) dari serial terbaru Dragon Ball Daima, yang baru saja tayang pada Oktober 2024.

Pertarungan

DRAGON BALL: Sparking! ZERO merupakan sekuel langsung dari Dragon Ball Z: Budokai Tenkaichi 3 yang rilis pada PS2 pada 2007. Dari segi gameplay, kedua game ini memiliki banyak kesamaan, seperti fitur pertarungan tim yang memungkinkan pemain membawa hingga lima karakter dalam satu tim. Dalam pertarungan, hanya satu karakter dari tiap tim yang aktif, sedangkan sisanya akan menunggu giliran. Game ini juga menyediakan dua skema kontrol: Standard untuk pemain baru, dan Classic untuk yang ingin bernostalgia, meskipun perbedaannya hanya pada tata letak tombol.

Setiap karakter dapat melancarkan kombo dengan sederhana melalui pengulangan tombol, serta mengombinasikan serangan untuk variasi. Ada tiga parameter utama yang harus diperhatikan: Health Bar, Ki Meter, dan Skill Count. Health Bar menunjukkan sisa nyawa karakter, sementara Ki Meter digunakan untuk mengeluarkan serangan spesial seperti Kamehameha. Ki Meter bisa diisi dengan menyerang atau menahan tombol Ki Charge. Skill Count, yang terisi otomatis selama pertarungan, digunakan untuk kemampuan pasif, transformasi, dan fusion.

Dalam kondisi Sparking!, karakter mendapatkan peningkatan kemampuan seperti melakukan kombo lebih banyak dan mengakses Ultimate Attack. Kondisi ini bisa diaktifkan setelah Ki Meter penuh dan Skill Count mencapai minimal satu. Sistem pertahanan karakter juga cukup bervariasi, dengan opsi menangkis, menghindar, atau mementalkan serangan lawan. Meskipun fitur pertahanan tersebut beragam, beberapa di antaranya memerlukan waktu dan presisi, terutama saat melakukan Counter.

Meskipun game ini menawarkan banyak mekanik, tidak semua fitur sering digunakan karena eksekusi yang rumit. Namun, teknik penting yang perlu dikuasai adalah Z-Burst Dash, yang memungkinkan karakter bergerak cepat ke belakang musuh, memberikan keuntungan taktis dalam menyerang. Teknik ini penting untuk mengontrol pertempuran dan memanfaatkan celah pertahanan lawan.

Presentasi Visual

Jika Anda berpikir game FighterZ dan Kakarot sudah mencapai puncak presentasi visual untuk game anime, Bandai Namco membuktikan bahwa mereka selalu mengalokasikan anggaran besar untuk pengembangan game Dragon Ball, yang menjadikannya unggul dalam kualitas visual dibandingkan game anime lainnya.

Visual dalam game ini sangat memukau, mulai dari gumpalan bola energi, kilatan jurus, efek Ki saat transformasi, hingga puing-puing yang hancur setelah ledakan. Model karakter juga dirancang dengan detail, termasuk efek kerusakan kostum saat bertarung. Dengan dukungan Unreal Engine 5 yang optimal, game ini berhasil menghadirkan visual yang mendekati anime tanpa mengalami penurunan performa selama pertempuran.

DRAGON BALL: Sparking! ZERO

Presentasi Audio

Dragon Ball dikenal dengan banyak soundtrack ikonik dan efek suara khas seperti suara Kamehameha, ledakan bola energi, serta pengisian Ki. Semua elemen suara ini diterjemahkan dengan baik oleh pengembang game, menghasilkan desain audio yang sangat memukau. Sayangnya, lagu-lagu ikonik dari animenya seperti CHA-LA-HEAD-CHA-LA, WE GOTTA POWER!, dan Dan Dan Kokoro Hikareteku terkunci di DLC Anime Pack yang harus dibeli secara terpisah, berbeda dari era PS2 di mana lagu-lagu tersebut langsung tersedia dalam Base Game.

Sulih suara juga menjadi aspek penting, dengan semua pengisi suara asli dari animenya, baik versi Jepang maupun Inggris, menampilkan performa terbaiknya. Banyak dialog, baik serius maupun bercanda, terjadi selama pertarungan, menambah kedalaman karakter. Salah satu fitur menarik adalah di menu Ensiklopedia, di mana Chi Chi, Bulma, dan Videl memberikan komentar unik tentang karakter-karakter game, menambah hiburan dan sudut pandang baru bagi pemain.

Sejak pengumuman perdana, game ini menghadirkan banyak kejutan, mulai dari skenario alternatif dalam mode cerita, jumlah karakter yang melimpah, ensiklopedia yang menghibur, hingga dukungan teks Bahasa Indonesia. Bandai Namco memang menjadikan Indonesia sebagai pasar utama di Asia Tenggara, sehingga beberapa game mereka, termasuk DRAGON BALL: Sparking! ZERO, kini menyertakan opsi Bahasa Indonesia. Meski terjemahannya belum sempurna, kehadiran fitur ini merupakan nilai tambah yang patut diapresiasi.

Untuk kamu sebagai penggemar setia Dragon Ball, kebangkitan seri Sparking! atau Budokai Tenkaichi di era modern ini sangat menggembirakan. Teknologi dan hardware yang lebih canggih memungkinkan Bandai Namco dan Spike Chunsoft untuk menciptakan game Dragon Ball dengan kualitas yang luar biasa dari segi presentasi dan teknis. DRAGON BALL: Sparking! ZERO berhasil menetapkan standar baru untuk game 3D Fighting Arena dan menjadi inspirasi bagi developer lain. Bahkan, pada hari pertama peluncurannya, game ini sudah terjual tiga juta kopi, menjadi pencapaian luar biasa bagi game berbasis anime. Namun, sayangnya kesuksesan ini tidak dapat disaksikan oleh sang kreator, yang baru saja meninggal di awal tahun.